Auditorium STIKOM Yos Sudarso ramai dipenuhi semangat dan kreativitas mahasiswa yang mengikuti Pelatihan Seni Ecoprint pada hari Jumat, 13 Desember 2024.
Acara yang dimulai pukul 08.00 pagi hingga selesai ini menghadirkan berbagai narasumber, termasuk para penggiat seni dan komunitas ecoprint, serta menarik antusiasme lebih dari 160 peserta dari berbagai program studi.
“Kami ingin memperkenalkan seni ecoprint sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat sekaligus memotivasi mahasiswa dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan. Dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti daun, mahasiswa diajak menciptakan karya seni bernilai ekonomis,” ujar Endang Setyawati, M.Kom, koordinator pengabdian masyarakat.
Dengan adanya kegiatan ini juga menunjukkan STIKOM Yos Sudarso melaksanakan tridharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Suciatin selaku penggerak Komunitas Ecoprint Eko Prinsenil Makarya Purwokerto menekankan pentingnya kolaborasi antara generasi muda dan masyarakat dalam memasarkan seni ecoprint.
“Kami memulai komunitas ini dari limbah organik selama masa pandemi. Melalui seni ecoprint, kami mengolah bahan yang ada di sekitar menjadi produk bernilai seni tinggi, yang mampu mendukung ekonomi keluarga,” jelasnya.
Antusiasme para mahasiswa terlihat dari wawancara yang telah dilakukan. Chandra Yudhia Pratidina, mahasiswa Sistem Informasi angkatan 2024, mengaku kegiatan ini sangat menarik dan interaktif. “Saya suka bagian praktiknya. Seru banget karena ada kerja sama tim dan kreativitas. Saya juga merasa mendapat keterampilan baru yang bisa dikembangkan untuk usaha,” ujarnya.
Sementara itu, Giania Shannon Dorothee, mahasiswa baru dari jurusan Sistem Informasi, menuturkan, “saya tertarik karena kita menggunakan bahan alami seperti daun untuk membuat produk yang bernilai. Materinya disampaikan dengan sederhana dan mudah dipahami, dan saya senang sekali saat praktik membuat karya seni,” jelasnya.
Pelatihan seni ecoprint ini bukan hanya sekadar ajang kreativitas, tetapi juga menjadi inspirasi untuk mengintegrasikan seni dengan kewirausahaan.
Dalam jangka panjang, Bu Endang berharap kegiatan ini bisa melahirkan generasi mahasiswa yang mampu menciptakan produk berbasis ecoprint. “Harapannya, mahasiswa tidak hanya mengenal seni ini tetapi juga bisa memproduksi dan memasarkan karya mereka,” tutupnya.
Acara ini sukses menjadi langkah awal dalam memperkenalkan seni berbasis lingkungan kepada generasi muda. Dengan kolaborasi yang terus diperkuat, ecoprint diyakini dapat menjadi salah satu bentuk seni yang mampu mendukung ekonomi berkelanjutan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Penulis : Anggita Indraswari dan Naomi Yunika Aulia
Penyunting: Gabriel Rosa