STIKOM Yos Sudarso Purwokerto
Sudah setahun lebih kita menghadapi pandemi virus corona ini. Sudah banyak aktivitas yang diperbolehkan seperti kantor-kantor, rumah makan dan pusat perbelanjaan, tetapi tetap diwajibkan mematuhi protokol kesehatan dengan mencuci tangan dan memakai masker. Meskipun telah diperbolehkan untuk beraktivitas mencari penghasilan, masih terdapat orang-orang yang dengan susah payah menjajakan dagangannya terlebih lagi orang yang sudah lanjut usia namun masih harus membanting tulang untuk menafkahi keluarganya atau dirinya sendiri. Melihat kondisi yang susah seperti ini, banyak orang yang terketuk hatinya untuk dapat berbagi dengan sesama yang sangat membutuhkan. Kehadiran para penyalur bantuan sangat dinantikan oleh mereka untuk dapat membantu menopang kehidupannya. Dengan begitu keberadaan satu dengan yang lain untuk menopang keberlangsungan hidup agar terus berjalan.
Pada hari Sabtu, 17 April 2021, Keluarga Mahasiswa Katolik STIKOM Yos Sudarso mengadakan kegiatan KMK berbagi dimana kegiatan tersebut merupakan aksi nyata saat Aksi Puasa Pembangunan. KMK berbagi ini dilaksanakan dengan membagikan bingkisan kasih sebanyak 50 kantong. Setiap kantong berisi beras 3 kg, tepung terigu 1 kg, minyak botol 1 lt, gula pasir 1 kg, mie 1 bungkus, teh celup sosro, kecap 2 bungkus, sabun cuci baju 800 gr, sabun mandi 4 bungkus dan pasta gigi. Setiap kantong dibagikan kepada tukang becak, tukang rongsok, pengemis jalanan dan pedagang kecil. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan setelah paskah dan sudah menjadi rutinitas anggota KMK. Kami anggota KMK mengumpulkan dana dengan membagikan poster dan ditransfer melalui DANA. Tak sedikit pula donatur yang tergerak hatinya dan membantu terlaksananya kegiatan KMK Berbagi. Dengan bimbingan Ibu Carolina Ety Widjayanti, kami menggagas acara ini dari awal sampai hari H dan dibantu oleh Romo Ary Setyawan saat pembagian sembako.
Saat pembagian bingkisan kasih, kami diajak untuk berbincang dan menanyakan bagaimana keadaan mereka, apakah puasa atau tidak? Berapa penghasilan mereka? Berapa besar tanggung jawab mereka untuk memenuhi nafkah bagi keluarga. Kami merasa sungguh tersentuh ketika mereka mengatakan bahwa belum saedikitpun mendapat untung. Kami melihat pada raut wajah mereka yang berusaha mati matian untuk mencari rejeki, bahkan disaat pandemi seperti sekarang.
Kami bersyukur bahwa Tuhan memakai kami sebagai penyalur kasih Tuhan bagi orang orang yang membutuhkan. Bukan tentang seberapa banyak kita memberi, melainkan seberapa tulus kita memberi. Kegiatan ini menjadi pengalaman yang luar biasa bagi kami sehingga kami bisa mengerti keadaan diluar sana. Dengan kegiatan ini, diharapkan untuk bisa lebih bersyukur apapun keadaannya. Tuhan Yesus Berkati.
- Humas SYS -